Tangga nada diatonis merupakan suatu hal fundamental dalam western music, mulai dari musik klasik hingga heavy metal memakai tangga nada diatonis.
Tangga nada diatonis didefinisikan sebagai 7 buah not yang terdiri dari 5 buah not berjarak penuh (whole step) dan 2 buah not berjarak setengah (half step/semitone) sumber definisi: wikipedia.
Bila
W: Whole Step (jarak penuh)
H: Half Step (jarak setengah)
Maka pola tangga nada diatonis menjadi:
W-W-H-W-W-W-H
bila ditulis dengan solmisasi: do-re-mi-fa-sol-la-si-do
dengan C sebagai tonic (nada dasar C=1) dan ditulis dengan not huruf, maka pola diatonis C mayor menjadi
C D E F G A B C
Pola ini berulang di tiap oktaf(deretan 8 buah not)
Tangga nada diatonis diklasifikasi pada mayor dan minor
Piano adalah contoh alat musik yang menerapkan tangga nada diatonis. Pada Gitar, tangga nada diatonis tidak mudah dilihat seperti pada piano. Ini hanya bahasan sekilas masalah tangga nada diatonis, akan kita bahas lebih lanjut nanti
Bila ada mendengarkan lagu yang berjudul "My Girl" dari the Temptations atau intro lagunya BIP yang berjudul "1001 Puisi"(bar/birama pertama) misalnya, maka anda sedang mendengarkan tangga nada pentatonik.
Pentatonik berasal dari kata penta(5) dan tonic(nada). Pentatonic dibentuk dengan mengurangkan nada ke 4 dan ke 7 dari struktur oktaf 8 nada. Bila kita ambil C sebagai nada dasarnya, maka notnya akan menjadi C,D,E,G,A
Pentatonik banyak digunakan untuk musik modern maupun tradisional di berbagai negara di dunia ini. Dari Indonesia, tanah air kita sendiri: gamelan jawa misalnya, mempunyai tangga nada pentatonik, misalnya laras(tangga nada) slendro, polanya: 12356 disebut dengan ji, ro, lu, mo, nem berulang tiap lima nada, naik atau turun.
Seperti pada tangga nada diatonis, pentatonis diklasifikasi dengan mayor dan minor juga.
Jumat, 16 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar