SOP Kameraman News
ENG ( Electronic News Gathering )
Seluruh rangkaian SOP ini menggunakan Kamera JVC DV 500
Langkah awal yang dilakukan sebelum pengambilan sebuah gambar ialah :
1. Masukkan kaset ke dalam VTR
2. Reset timecode kembali ke OO.OO.OO untuk memudahkan mengetahui total durasi yang digunakan
3. Buat color bar +_ 10 second
Hal ini bertujuan memberi batas pada kaset pertopik agar memudahkan editor mencari gambar dan untuk mengatur gelap terang viewfender (viewfinder hitam putih) antara brightness dan kontras serta mengatur color balance.
4. Pengaturan filter
- FILTER 1 ( 3.2 K ) untuk sumber cahaya kuning / tungsten didalam ruangan
- FILTER 2 ( 5.6 K ) untuk sumber cahaya putih / daylight didalam ruangan
- FILTER 3 ( 5.6 K + ND ) untuk diluar ruangan intensitas sumber cahaya tinggi / terik matahari
* Kesalahan pengaturan filter akan menyebabkan gambar bluish, redish, yellowish / greenish
5. Set Up audio untuk atmosfir dan wawancara
6. Sebelum mengambil gambar lakukan White Balance ( untuk menghasilkan perpaduan warna yang terekam sesuai dengan warna sesungguhnya ). Lakukan white balance dengan menggunakan kertas putih dan letakkan pada lokasi yang terdapat cahaya , arahkan lensa pada bidang putih tersebut kemudian klik tombol white balance hingga viewfinder mengatakan " White Balance OK ". Lakukan kembali white balance pada saat anda berpindah ruangan yang suhu sumber cahayanya berbeda.
Pada beberapa kamera profesional terdapat fungsi Black Balance yang mempunyai fungsi sama namun berbasis pada warna hitam, caranya tutup lensa dengan kap lensa sehingga berwarna gelap lanjutkan dengan menekan tombol Black Balance.
White balance mempunyai sarana penyimpanan warna yaitu A, B dan Preset. Kita bisa menyimpan data warna dengan fungsi ini, contoh saat kita berada diluar ruangan pada siang hari terik lalu kita mengeset white balance kemudian kita bisa simpan di fungsi A. Di waktu yang sama saat kita berpindah masuk kedalam ruangan yang memiliki sumber cahaya kuning kita mengeset kembali white balance dan simpan di fungsi B. Jadi bila kita kembali lagi ke luar ruangan kita tidak perlu lagi mengeset white balance, cukup menggunakan fungsi A kembali dan demikian sebaliknya. Dalam keaadaan terdesak, dimana kita tidak sempat melakukan white balance, kita bisa menggunakan fungsi Preset. Namun fungsi ini membuat komposisi warna tidak begitu bagus dan cenderung pucat.
Selasa, 03 Februari 2009
poin penting
Poin Yang Harus Diperhatikan
Ketika kita akan memulai merekam gambar, yang umum dan selalu menjadi perhatian seorang juru kamera adalah :
a. Komposisi, merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, agar objek menjadi pusat perhatian. Seorang juru kamera harus mempunyai rasa ( sense of art ), kreatifitas, dalam menciptakan sebuah gambar. Dengan komposisi kita juga membangun “ mood “ suatu visual dan keseimbangan objek.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya :
Sepertiga bagian ( rule of thirds ), pada aturan umum komposisi sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagian tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek ditengah – tengah bidang ( Death Center )
Salah satu unsur yang digunakan untuk membangun sebuah komposisi visual adalah sudut pengambilan gambar ( angle of view ) dan juga ditentukan oleh tujuan pengambilan gambar. Jika kita ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk merekam gambar dari beberapa sudt pandang. Mulailah dari yang standar ( sejajar dengan objek ) sudut dari atas, bawah samping kanan atau kiri, bahkan sudut yang paling ekstrim.
Komposisi background atau foreground adalah benda – benda yang berada di belakangnya atau didepan objek inti dari suatu obyek visual. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan focus perhatian mata kepada objek intinya.
Bagi juru kamera news / dokumenter dia harus menentukan shot – shotnya sendiri. Karena juru kamera yang menentukan posisi kamera, maka dia jugalah yang menentukan sudut pengambilan gambar ( angle ) yang terbaik. Apabila membuat news feature atau film documenter tanpa persiapan, tanggung jawab seorang juru kamera akan lebih besar dalam memilah – milah peristiwa yang dihadapinya ke dalam shot demi shot dan memutuskan type dari shot dan angle yang dibutuhkan.
b. Iris / aperture, pengaturan dalam menggunakan iris / diafragma sangat perlu diperhatikan, agar mendapatkan cahaya yang terbaik seperti yang kita inginkan.
c. Filter, ada 4 pilihan filteryang umum terdapat pada kamera ENG. Antara lain :
3200 K, digunakan untuk in door yang memiliki sumber cahaya kuning ( tungsten )
5600 K + ¼ ND ( neutral density ), digunakan untuk out door yang mempunyai sumber cahaya terik ( top light )
5600 K, digunakan untuk out door dan indoor dengan sumber cahaya putih atau cahaya kebiruan ( day light )
5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali, seperti di pantai dengan matahari terik.
d. Pencahayaan ( lighting ), proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera. Dalam pencahayaan, diafragma dan shutter speed sangat penting untuk diperhatikan. Menentukan kombinasi yang tepat antara diafragma dan shutter speed, akan mendapatkan hasil gambar dengan pencahayaan yang terbaik.
e. Tripod, tinggi kamera sama pentingnya dengan jarak kamera dan sudut pandang dari subjek. Juru kamera film cerita sangat hati – hati terhadap tinggi lensa, menata kaki kamera ( tripod ) dalam hubungan dengan materi subjek. Sementara juru kamera non cerita, news dan documenter, hanya menata tripod sekedar agar ia enak memandang dari alat pengintip kamera ( finder ). Mereka sama sekali tidak perduli pada tuntutan khusus dari subjek.
f. Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi gayangan, terbalik dan nyata. Ada beberapa jenis lensa yang umum digunakan, antara lain :
Lensa Normal, berukuran focus sepanjang 50 mm atau 55 mm. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia.
Lensa Lebar ( wide lens ), biasanya mempunyai lebar focus 16 - 24 mm. Lensa ini biasa digunakan untuk mengambil gambar pemandangan , atau ruangan yang sempit.
Lensa Tele adalah lensa yang mempunyai focal length ( jarak antara objek dengan lensa ) panjang. Lensa ini digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini berukuran 85 mm, 135 mm, dan 200 mm.
g. Shutter / speed, dalam penggunaanya juga sangat bergantung dengan berapa ukuran iris / diafragma yang kita gunakan. Shutter speed adalah semacam tirai yang bergerak naik turun didalam lensa. Untuk mendapatkan berapa lama cahaya yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam emulsi film ( jangka waktu transmisi sinar ) kita menggunakan shutter speed yang memiliki satuan angka mulai dari B 1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Bila juru kamera menggunakan shutter speed tinggi maka gambar yang terekam akan terlihat jelas / terang, jika kita menggunakan shutter speed rendah, maka gambar yang terekam akan terlihat blur.
Ketika kita akan memulai merekam gambar, yang umum dan selalu menjadi perhatian seorang juru kamera adalah :
a. Komposisi, merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, agar objek menjadi pusat perhatian. Seorang juru kamera harus mempunyai rasa ( sense of art ), kreatifitas, dalam menciptakan sebuah gambar. Dengan komposisi kita juga membangun “ mood “ suatu visual dan keseimbangan objek.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya :
Sepertiga bagian ( rule of thirds ), pada aturan umum komposisi sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagian tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek ditengah – tengah bidang ( Death Center )
Salah satu unsur yang digunakan untuk membangun sebuah komposisi visual adalah sudut pengambilan gambar ( angle of view ) dan juga ditentukan oleh tujuan pengambilan gambar. Jika kita ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk merekam gambar dari beberapa sudt pandang. Mulailah dari yang standar ( sejajar dengan objek ) sudut dari atas, bawah samping kanan atau kiri, bahkan sudut yang paling ekstrim.
Komposisi background atau foreground adalah benda – benda yang berada di belakangnya atau didepan objek inti dari suatu obyek visual. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan focus perhatian mata kepada objek intinya.
Bagi juru kamera news / dokumenter dia harus menentukan shot – shotnya sendiri. Karena juru kamera yang menentukan posisi kamera, maka dia jugalah yang menentukan sudut pengambilan gambar ( angle ) yang terbaik. Apabila membuat news feature atau film documenter tanpa persiapan, tanggung jawab seorang juru kamera akan lebih besar dalam memilah – milah peristiwa yang dihadapinya ke dalam shot demi shot dan memutuskan type dari shot dan angle yang dibutuhkan.
b. Iris / aperture, pengaturan dalam menggunakan iris / diafragma sangat perlu diperhatikan, agar mendapatkan cahaya yang terbaik seperti yang kita inginkan.
c. Filter, ada 4 pilihan filteryang umum terdapat pada kamera ENG. Antara lain :
3200 K, digunakan untuk in door yang memiliki sumber cahaya kuning ( tungsten )
5600 K + ¼ ND ( neutral density ), digunakan untuk out door yang mempunyai sumber cahaya terik ( top light )
5600 K, digunakan untuk out door dan indoor dengan sumber cahaya putih atau cahaya kebiruan ( day light )
5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali, seperti di pantai dengan matahari terik.
d. Pencahayaan ( lighting ), proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera. Dalam pencahayaan, diafragma dan shutter speed sangat penting untuk diperhatikan. Menentukan kombinasi yang tepat antara diafragma dan shutter speed, akan mendapatkan hasil gambar dengan pencahayaan yang terbaik.
e. Tripod, tinggi kamera sama pentingnya dengan jarak kamera dan sudut pandang dari subjek. Juru kamera film cerita sangat hati – hati terhadap tinggi lensa, menata kaki kamera ( tripod ) dalam hubungan dengan materi subjek. Sementara juru kamera non cerita, news dan documenter, hanya menata tripod sekedar agar ia enak memandang dari alat pengintip kamera ( finder ). Mereka sama sekali tidak perduli pada tuntutan khusus dari subjek.
f. Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi gayangan, terbalik dan nyata. Ada beberapa jenis lensa yang umum digunakan, antara lain :
Lensa Normal, berukuran focus sepanjang 50 mm atau 55 mm. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia.
Lensa Lebar ( wide lens ), biasanya mempunyai lebar focus 16 - 24 mm. Lensa ini biasa digunakan untuk mengambil gambar pemandangan , atau ruangan yang sempit.
Lensa Tele adalah lensa yang mempunyai focal length ( jarak antara objek dengan lensa ) panjang. Lensa ini digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini berukuran 85 mm, 135 mm, dan 200 mm.
g. Shutter / speed, dalam penggunaanya juga sangat bergantung dengan berapa ukuran iris / diafragma yang kita gunakan. Shutter speed adalah semacam tirai yang bergerak naik turun didalam lensa. Untuk mendapatkan berapa lama cahaya yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam emulsi film ( jangka waktu transmisi sinar ) kita menggunakan shutter speed yang memiliki satuan angka mulai dari B 1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Bila juru kamera menggunakan shutter speed tinggi maka gambar yang terekam akan terlihat jelas / terang, jika kita menggunakan shutter speed rendah, maka gambar yang terekam akan terlihat blur.
kamera
Tentang Kamera
Kamera terdiri dari 2 jenis :
1. Kamera Docking ( Studio ) yang terdiri dari 3 bagian utama :
1. Lensa Kamera (bagian depan)
2. Kamera Head (bagian tengah)
3. VCR (bagian belakang)
2. Kamera Camcorder yang terdiri dari 2 bagian utama :
1. Lensa
2. Camera Head dan VCR ( Video Cassette Recorder ) yang menjadi satu
Lensa tersusun atas 3 bagian utama
1. Ring focus, berkaitan dengan daerah ketajaman dan kedalaman gambar (depth of field)
2. Zoom, berkaitan dengan jarak antara subjek dan lensa (focal length)
3. Iris / aperture, biasa disebut juga dengan diafragma. Diafragma adalah lubang lensa kamera, tempat cahaya masuk. Diafragma artinya bukaan lensa, ukuran diafragma dimulai dengan (bukaan besar) 2.8 – 4 – 5.6 – 8 – 11 dan 22 (bukaan kecil)
Fasilitas lain yang terdapat pada kamera ENG, antara lain :
Extender adalah fasilitas yang ada pada lensa yang berfungsi mendekatkan antara objek sebanyak 2x lipat pada posisi extender in. Namun hal ini tentunya diikuti dengan pengurangan iris / diafragma sebanyak 11/2 stop.
Gain, fasilitas ini menguntungkan bagi juru kamera ENG, karena dalam kondisi kurang cahaya, kita dapat menaikkan gain, yang berarti kita menambah intensitas cahaya 1.5 stop. Ukuran dari gain itu sendiri antara 0 db – 9 db dan 12/18 db. Bila tidak perlu sekali, sebaiknya jangan memaksakan menggunakan gain yang terlalu tinggi, karena akan menghasilkan gambar coral atau bintik – bintik.
Zebra adalah indicator pada kamera yang menandakan bahwa benda atau objek yang terlihat di kamera mempunyai intensitas cahaya tinggi, yang berarti kita harus mengurangi iris / diafragma
Kamera terdiri dari 2 jenis :
1. Kamera Docking ( Studio ) yang terdiri dari 3 bagian utama :
1. Lensa Kamera (bagian depan)
2. Kamera Head (bagian tengah)
3. VCR (bagian belakang)
2. Kamera Camcorder yang terdiri dari 2 bagian utama :
1. Lensa
2. Camera Head dan VCR ( Video Cassette Recorder ) yang menjadi satu
Lensa tersusun atas 3 bagian utama
1. Ring focus, berkaitan dengan daerah ketajaman dan kedalaman gambar (depth of field)
2. Zoom, berkaitan dengan jarak antara subjek dan lensa (focal length)
3. Iris / aperture, biasa disebut juga dengan diafragma. Diafragma adalah lubang lensa kamera, tempat cahaya masuk. Diafragma artinya bukaan lensa, ukuran diafragma dimulai dengan (bukaan besar) 2.8 – 4 – 5.6 – 8 – 11 dan 22 (bukaan kecil)
Fasilitas lain yang terdapat pada kamera ENG, antara lain :
Extender adalah fasilitas yang ada pada lensa yang berfungsi mendekatkan antara objek sebanyak 2x lipat pada posisi extender in. Namun hal ini tentunya diikuti dengan pengurangan iris / diafragma sebanyak 11/2 stop.
Gain, fasilitas ini menguntungkan bagi juru kamera ENG, karena dalam kondisi kurang cahaya, kita dapat menaikkan gain, yang berarti kita menambah intensitas cahaya 1.5 stop. Ukuran dari gain itu sendiri antara 0 db – 9 db dan 12/18 db. Bila tidak perlu sekali, sebaiknya jangan memaksakan menggunakan gain yang terlalu tinggi, karena akan menghasilkan gambar coral atau bintik – bintik.
Zebra adalah indicator pada kamera yang menandakan bahwa benda atau objek yang terlihat di kamera mempunyai intensitas cahaya tinggi, yang berarti kita harus mengurangi iris / diafragma
skenario
Tips on Writing a Screenplay
Tips pembuatan skenario ini lebih diarahkan jika anda menggunakan struktur penceritaan Hollywood Klasik:
1. Perhatikan ketika anda mengembangkan karakter yang anda buat. Lebih baik jangan membuat karakter yang ideal karena alasan sederhana: tidak realis. Setiap orang pasti tidak sempurna, termasuk dewa-dewa Yunani dan raja-raja dari negara kaya raya. Mereka bisa ditentukan memiliki kecenderungan mengambil keputusan yang buruk, atau kelemahan lainnya seperti makanan, wanita,
ketamakan, dan kebodohan.
2. Utamakan mengarahkan cerita kepada kepentingan dan urusan yang berhubungan dengan kebanyakan orang yang akan menyaksikan film anda. Ini bisa diartikan dengan membuat plot-plot dengan isu keluarga, cinta, kehidupan dan kematian.
3. Ketika anda membuat skenario, sebaiknya anda membuat 30 halaman untuk babak 1 dan 3 (opening dan ending), dan 60 halaman untuk babak 2 (development). Tentu saja tips ini berlaku jika anda menggunakan struktur tiga babak a la Hollywood.
4. Seimbangkan penulisan skenario anda antara dosis penceritaan
secara visual dan secara verbal.
5. Jaga agar dialog tetap berada didalam sifat dan keperluan karakter. Tidak ada yang suka karakter utama yang terlalu bertele-tele.
6. Jika ingin menulis skenario suspense, pastikan teknik penulisan anda kuat dan padat (baik visual maupun verbal).
7. Happy ending biasanya mendapat respon yang lebih baik dari penonton daripada ending lain.
8. Ketika membuat skenario, usahakan jangan melebihi 120 halaman. Kebanyakan produser senang dengan skenario 100 halaman.
Tips pembuatan skenario ini lebih diarahkan jika anda menggunakan struktur penceritaan Hollywood Klasik:
1. Perhatikan ketika anda mengembangkan karakter yang anda buat. Lebih baik jangan membuat karakter yang ideal karena alasan sederhana: tidak realis. Setiap orang pasti tidak sempurna, termasuk dewa-dewa Yunani dan raja-raja dari negara kaya raya. Mereka bisa ditentukan memiliki kecenderungan mengambil keputusan yang buruk, atau kelemahan lainnya seperti makanan, wanita,
ketamakan, dan kebodohan.
2. Utamakan mengarahkan cerita kepada kepentingan dan urusan yang berhubungan dengan kebanyakan orang yang akan menyaksikan film anda. Ini bisa diartikan dengan membuat plot-plot dengan isu keluarga, cinta, kehidupan dan kematian.
3. Ketika anda membuat skenario, sebaiknya anda membuat 30 halaman untuk babak 1 dan 3 (opening dan ending), dan 60 halaman untuk babak 2 (development). Tentu saja tips ini berlaku jika anda menggunakan struktur tiga babak a la Hollywood.
4. Seimbangkan penulisan skenario anda antara dosis penceritaan
secara visual dan secara verbal.
5. Jaga agar dialog tetap berada didalam sifat dan keperluan karakter. Tidak ada yang suka karakter utama yang terlalu bertele-tele.
6. Jika ingin menulis skenario suspense, pastikan teknik penulisan anda kuat dan padat (baik visual maupun verbal).
7. Happy ending biasanya mendapat respon yang lebih baik dari penonton daripada ending lain.
8. Ketika membuat skenario, usahakan jangan melebihi 120 halaman. Kebanyakan produser senang dengan skenario 100 halaman.
Senin, 19 Januari 2009
Swara Suling
Lagu Swara Suling PL. Lima
Buka : tb .tb 2
tb .tb 1
Lagu (Balungan Ngracik)
(( . . . . 5651 . . 56 5432
. . . . 5651 . . 56 5432
. . . 6 5651 . . 32 5432
. 4 . . 5651 . 3 . . 5432
. 4 . . 5651 . . 56 5432
Ompak / Interlude
. 1 . 1 . 1 . 5 . 5 . 5 . 5 . 2
. 2 . 2 . 4 . 4 . . 6 5 6 3 2 1 ))
Pola Kempul
(( . P . P . ))
Bonang Klenengan
Bonang Barung . . . .
56 . .
Bonang Penerus . . 1 .
. . . 2
Slenthem (khusus lagu) Ompak Sama
. 5 . 6 . 5 . 1 . 5 . 6 . 3 . 2
. 1 . 3 . 1 . 2 . 5 . 6 . 2 . 1
. 6 . 5 . 6 . 1 . 3 . 2 . 6 . 5
. 4 . 5 . 6 . 5 . 3 . 5 . 3 . 2
. 4 . 5 . 6 . 5 . 1 . 6 . 2 . 1
Garap Variasi
1.Semua
2.Peking saja
3.Selang-seling Balungan vs Peking
4.Semua
5.Saron tunggal
6.Semua Suwuk
Istilah
Tempo cepat : Seseg
Tempo lamabta : Antal
Suwuk cepat : Suwuk gropak
Buka : tb .tb 2
tb .tb 1
Lagu (Balungan Ngracik)
(( . . . . 5651 . . 56 5432
. . . . 5651 . . 56 5432
. . . 6 5651 . . 32 5432
. 4 . . 5651 . 3 . . 5432
. 4 . . 5651 . . 56 5432
Ompak / Interlude
. 1 . 1 . 1 . 5 . 5 . 5 . 5 . 2
. 2 . 2 . 4 . 4 . . 6 5 6 3 2 1 ))
Pola Kempul
(( . P . P . ))
Bonang Klenengan
Bonang Barung . . . .
56 . .
Bonang Penerus . . 1 .
. . . 2
Slenthem (khusus lagu) Ompak Sama
. 5 . 6 . 5 . 1 . 5 . 6 . 3 . 2
. 1 . 3 . 1 . 2 . 5 . 6 . 2 . 1
. 6 . 5 . 6 . 1 . 3 . 2 . 6 . 5
. 4 . 5 . 6 . 5 . 3 . 5 . 3 . 2
. 4 . 5 . 6 . 5 . 1 . 6 . 2 . 1
Garap Variasi
1.Semua
2.Peking saja
3.Selang-seling Balungan vs Peking
4.Semua
5.Saron tunggal
6.Semua Suwuk
Istilah
Tempo cepat : Seseg
Tempo lamabta : Antal
Suwuk cepat : Suwuk gropak
Jumat, 16 Januari 2009
Musik Tradisional Indonesia











Musik Tradisional Indonesia
Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Papua hingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau beserta dengan masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya.
Hampir diseluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang khas. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya.
Instrumen Musik Perkusi.
Perkusi adalah sebutan bagi semua instrumen musik yang teknik permainannya di pukul, baik menggunakan tangan maupun stik. Dalam hal ini beberapa instrumen musik yang tergolong dalam alat musik perkusi adalah, Gamelan, talempong , kolintang, Arumba, Kendang, Rebana, Calung , tifa, bedug, jimbe dan lain sebagainya.
Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam. Gamelan berasal dari daerah Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat yang biasa disebut dengan Degung dan di Bali (Gamelan Bali). Satu perangkat gamelan terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slenthem, bonang dan beberapa instrumen lainnya. Gamelan mempunyai nada pentatonis/pentatonic.
http://homepages.cae.wisc.edu/~jjordan/images/gamelan-above.jpg
Talempong adalah seni musik tradisi dari Minangkabau/Sumatera Barat. Talempong adalah alat musik bernada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, ti, do)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ae/Talempong.jpg/180px-Talempong.jpg
Kolintang atau kulintang berasal dari daerah Minahasa/ Sulawesi Utara. Kolintang mempunyai tangga nada diatonis/diatonic yang semua instrumennya terdiri dari bas, melodis dan ritmis. Bahan dasar untuk membuat kulintang adalah kayu. Cara untuk memainkan alat musik ini di pukul dengan menggunakan stik.
http://www.north-sulawesi.org/images/kolintang.jpg
Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daerah Jawa Barat. Arumba adalah alat musik yang terbuat dari bhan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/2/2b/Angklung.jpg/250px-Angklung.jpg
Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan. Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di Jawa barat kendang mempunyai peraanan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa Tengah, Bali, DI Yogyakarta, Jawa timur kendang selalu digunakan dalam permainan gamelan baik untuk mengiringi, tari, wayang, ketoprak. Tifa adalah alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku dan Nias.
http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Budaya_Bangsa/Gamelan/Javanese_Gamelan/drums/images/kendang.jpg
Rebana adalah jenis gendang yang ukuran bervariasai dari yang kecil hingga besar. Rebana adalah alat musik yang biasa di gunakan dalam kesenian yang bernafaskan Islam. Rebana dapat di jumpai hampir di sebagian wilayah Indonesia.
http://www.accu.or.jp/ich/en/arts/images/Indonesia_A05_RebanaBiang.jpg
Calung,
Beberapa bentuk calung:
1. Calung Gambang
2. Calung Gamelan
3. Calung Jingjing
1. Calung Gambang
Yang disebut Calung Gambang adalah sebuah calung yang dideretkan diikat dengan tali tanpa menggunakan ancak/standar. Cara memainkannya sebagai berikut: kedua ujung tali diikatkan pada sebuah pohon/tiang sedangkan kedua tali pangkalnya diikatkan pada pinggang si penabuh. Motif pukulan mirip memukul gambang.
2. Calung Gamelan
Calung Gamelan adalah jenis calung yang telah tergabung membentuk ansamble. Sebutan lain dari calung ini adalah Salentrong (di Sumedang), alatnya terdiri dari:
1. Dua perangkat calung gambang masing-masing 16 batang
2. Jengglong calung terdiri dari 6 batang
3. Sebuah gong bamboo yang biasa disebut gong bumbung
4. Calung Ketuk dan Calung Kenong terdiri dari 6 batang
5. Kendang
Lagu-lagunya antara lain Cindung Cina (Cik indung menta Caina), Kembang Lepang, Ilo ilo Gondang.
3. Calung Jingjing
Calung Jingjing adalah bentuk calung yang ditampilkan dengan dijingjing/dibawa dengan tangan yang satu sedang tangan yang lainnya memegang pemukul. Sangat digemari dibandingkan dengan bentuk calung-calung lainnya, alatnya terdiri dari:
1. Calung Melodi mempunyai sepuluh nada s.d. 12 nada
2. Calung pengiring/akompanyemen terdiri dari 10 nada
3. Calung Jengglong terdiri dari 5 nada
4. Calung besar sebanyak dua batang/nada berfungsi sebagai kempul dan gong
http://www.bandungtourism.com/html/photo/Lingkup%20seni/Calung.jpg
tifa,
http://students.ukdw.ac.id/~22012777/Image/tifa3.bmp
bedug,
http://farm1.static.flickr.com/223/486160248_7eb5906b86.jpg
jimbe
http://i183.photobucket.com/albums/x32/jogjaflow/JimbeTali.jpg
Instrumen Musik Petik
Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bentuk organologi kecapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya. Alat musik yang menyerupai Kecapi adalah siter dari daerah Jawa tengah
http://nurulhuda.files.wordpress.com/2007/10/tiga-seniman-kecapi-laha-lihi-lahadu.JPG
Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa tenggara timur (Timor) kecapi ini terbuat dari bambu dengan diberi dawai/senar sedangkan untuk resonasinya di buat dari anyaman daun lontar yang mempunyai bentuk setengah bulatan.
http://www.accu.or.jp/ich/en/arts/images/Indonesia_A09_Sasando.jpg
Sampek (sampe/sapek) adalah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar berasal dari daerah kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang di penuhi dengan ornamen/ukiran yang indah. Alat musik petik lainnya yang bentuknya menyerupai sampek adalah Hapetan daerah Tapanuli, Jungga dari daerah Sulawesi Selatan
http://sulawesiart.com/images/primitive/gitar-dayak-(sampek).jpg
Instrumen Musik Gesek.
Instrumen musik tradisional yang menggunakan teknik permainan digesek adalah Rebab. Rebab berasal dari daerah Jawa barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian betawi). Rebabb terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis. Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa, rebab jenis ini dapat dijumpai di bali, Jawa dan kalimantan selatan.
http://www.musicmall-asia.com/malaysia/images/rebab.jpg
Instrumen Musik Tiup
Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu. hampir semua daerah di indonesia dapat dijumpai alat musik ini.
http://www.voydmayne.com/music/suling.jpg
Saluang adalah alat musik tiup dari Sumatera Barat, serunai dapat dijumpai di sumatera utara, Kalimantan.
http://ranigaku.files.wordpress.com/2008/08/berita-saluang2.jpg
mari cintai alat musik dalam negeri..
NADA
Tangga nada diatonis merupakan suatu hal fundamental dalam western music, mulai dari musik klasik hingga heavy metal memakai tangga nada diatonis.
Tangga nada diatonis didefinisikan sebagai 7 buah not yang terdiri dari 5 buah not berjarak penuh (whole step) dan 2 buah not berjarak setengah (half step/semitone) sumber definisi: wikipedia.
Bila
W: Whole Step (jarak penuh)
H: Half Step (jarak setengah)
Maka pola tangga nada diatonis menjadi:
W-W-H-W-W-W-H
bila ditulis dengan solmisasi: do-re-mi-fa-sol-la-si-do
dengan C sebagai tonic (nada dasar C=1) dan ditulis dengan not huruf, maka pola diatonis C mayor menjadi
C D E F G A B C
Pola ini berulang di tiap oktaf(deretan 8 buah not)
Tangga nada diatonis diklasifikasi pada mayor dan minor
Piano adalah contoh alat musik yang menerapkan tangga nada diatonis. Pada Gitar, tangga nada diatonis tidak mudah dilihat seperti pada piano. Ini hanya bahasan sekilas masalah tangga nada diatonis, akan kita bahas lebih lanjut nanti
Bila ada mendengarkan lagu yang berjudul "My Girl" dari the Temptations atau intro lagunya BIP yang berjudul "1001 Puisi"(bar/birama pertama) misalnya, maka anda sedang mendengarkan tangga nada pentatonik.
Pentatonik berasal dari kata penta(5) dan tonic(nada). Pentatonic dibentuk dengan mengurangkan nada ke 4 dan ke 7 dari struktur oktaf 8 nada. Bila kita ambil C sebagai nada dasarnya, maka notnya akan menjadi C,D,E,G,A
Pentatonik banyak digunakan untuk musik modern maupun tradisional di berbagai negara di dunia ini. Dari Indonesia, tanah air kita sendiri: gamelan jawa misalnya, mempunyai tangga nada pentatonik, misalnya laras(tangga nada) slendro, polanya: 12356 disebut dengan ji, ro, lu, mo, nem berulang tiap lima nada, naik atau turun.
Seperti pada tangga nada diatonis, pentatonis diklasifikasi dengan mayor dan minor juga.
Tangga nada diatonis didefinisikan sebagai 7 buah not yang terdiri dari 5 buah not berjarak penuh (whole step) dan 2 buah not berjarak setengah (half step/semitone) sumber definisi: wikipedia.
Bila
W: Whole Step (jarak penuh)
H: Half Step (jarak setengah)
Maka pola tangga nada diatonis menjadi:
W-W-H-W-W-W-H
bila ditulis dengan solmisasi: do-re-mi-fa-sol-la-si-do
dengan C sebagai tonic (nada dasar C=1) dan ditulis dengan not huruf, maka pola diatonis C mayor menjadi
C D E F G A B C
Pola ini berulang di tiap oktaf(deretan 8 buah not)
Tangga nada diatonis diklasifikasi pada mayor dan minor
Piano adalah contoh alat musik yang menerapkan tangga nada diatonis. Pada Gitar, tangga nada diatonis tidak mudah dilihat seperti pada piano. Ini hanya bahasan sekilas masalah tangga nada diatonis, akan kita bahas lebih lanjut nanti
Bila ada mendengarkan lagu yang berjudul "My Girl" dari the Temptations atau intro lagunya BIP yang berjudul "1001 Puisi"(bar/birama pertama) misalnya, maka anda sedang mendengarkan tangga nada pentatonik.
Pentatonik berasal dari kata penta(5) dan tonic(nada). Pentatonic dibentuk dengan mengurangkan nada ke 4 dan ke 7 dari struktur oktaf 8 nada. Bila kita ambil C sebagai nada dasarnya, maka notnya akan menjadi C,D,E,G,A
Pentatonik banyak digunakan untuk musik modern maupun tradisional di berbagai negara di dunia ini. Dari Indonesia, tanah air kita sendiri: gamelan jawa misalnya, mempunyai tangga nada pentatonik, misalnya laras(tangga nada) slendro, polanya: 12356 disebut dengan ji, ro, lu, mo, nem berulang tiap lima nada, naik atau turun.
Seperti pada tangga nada diatonis, pentatonis diklasifikasi dengan mayor dan minor juga.
airbus

Boeing VS Airbus
April 23, 2008 by ianbali
Kemaren ( 20/04/08 ) saat menunggu di ruang tunggu C1 Terminal 1 Bandara Soekartno Hatta Jakrta, saya menyempatkan ngobrol dengan penumpang lain yang hendak balik ke Denpasar Bali.
Setelah ngobrol ini itu dengan penumpang tersebut akhirnya kita ngebahas pesawat yang akan kami tumpangi, hem perkenalkan nama penumpang tersebut Ariesta mahasiswi jurusan ekonomi sebuah perguruan tinggi di daerah jakarta ini hendak liburan di pulau dewata sembari mengunjungi saudaranya di seputaran denpasar.
Awalnya, Ariesta menanyakan kepada saya, “mas ian kira-kira kita entar naik Boeing berapa ya” ku jawab, kita tidak naik Boeing, tapi kita naik AIRBUS A319 pesawat baru dari maskapai MANDALA AIR.
seperti nya Ariesta sedikit bingung, bedanya Airbus dan Boeing apa seh.
Boeing adalah nama pesawat rakitan dari Boeing Company. Di Indonesia pengunaan pesawat ini sangat dominan, dimana maskapai Indonesia rata-rata memiliki pesawat dari Boeing dengan seri dari Boeing 737-200 Hingga yang terbaru Boeing 737-900ER yang di miliki dari LION AIR, dan Lion Air adalah pengguna pertama dari jenis pesawat model baru ini di dunia, sebuah kebanggan tersendiri bagi Bangsa Indonesia bisa mencicipi rakitan terbaru dari perusahaan BOEING ini.
Boeing 737 adalah pesawat sederhana komersial untuk penerbangan jarak dekat atau jarak sedang, namun kini, BOEING 737 telah banyak modifikasi, adalah BOEING 737-900 ER (Extended Range), telah di kembangkan untuk jarak jelajah yang cukup jauh, dimana pesawat ini mampu menempuh jelajah lebih dari 5000 KM dan pesawat model ini, sangat cocok untuk penerbangan dari Indonesia Barat ke Indonesia bagian Timur. 737-900ER ini pun telah di lengkapi HUD (Head Up Display), yaitu peralatan yang biasanya di lengkapi untuk pesawat MILITER dimana fungsinya untuk mempermudah para Supir Pesawat (pilot) melakukan manuver, kemiringan pesawat.
lion air boeing 737 900er
AIRBUS adalah perusahaan saingan dari Boeing dan McDonnell Douglas, dimana perusahaan yang bermarkas di prancis ini di dirikan tahun 2001, keberadaan perusahaan ini membuat para petinggi dari Boeing sedikit kebakaran jengot, dimana pesawat andalan mereka Boeing 747 Jumbo Jet yang mereka miliki sebagai pesawat raksasa terbesar kini telah tergantikan oleh airbus a380, dimana airbus membuat pesawat yang memiliki badan pesawat yang lebih besar dengan adanya 2 deck dari depan hingga ekor pesawat.
Kemarin saat saya balik dari Jakarta, saya mengunakan jasa dari Mandala Air dengan mengunakan pesawat Airbus A319, yang konon kata pihak MANDALA AIR, airbus ini adalah pesawat baru yang di pesan di perusahaan airbus.
mandala air airbus a320
Tapi menurut saya, lebih enak naik AIRBUS dari pada BOEING, ya karena posisi kursinya lebih lega dan lebih cangih peralatannya ketimbang BOEING.
Senin, 12 Januari 2009
GKJ

1. Tangan Berdoa Simbol orang percaya
2. Burung Dara Simbol dari Roh Kudus
3. Gunungan & Kaligrafi Pencerminan dari unsur Jawa
Tidak terdapat unsur salib karena memang tidak setiap logo gereja atau kekristenan memakai salib. Unsur kekristenan sudah cukup terwakili dari lambang/simbol tangan berdoa dan burung dara
Logo GKJ berwarna biru laut : warna biru laut menyiratkan keteduhan. Selain itu warna biru juga memberikan pengaruh lemah lembut, bijaksana, pangasih dan penyayang, tidak mudah tersinggung dan banyak kawan.
Jumat, 09 Januari 2009
Bahasa Walikan

Bahasa slank Jogja alias bahasa walikan, mula-mula diciptakan dan dipakai oleh kalangan gali (ada yang bilang singkatan ‘gabungan anak liar’). Maka tak heran jika istilah-istilah yang diungkapkan tidak jauh dari hal-hal yang berbau kriminal dan kesenangan badani semata.
Bahasa ini tercipta dengan memakai sebuah rumusan dari deretan aksara Jawa (hanacaraka) yang ditukar tempat. Para gali ini rupanya cukup cerdas dan sangat dekat dengan budaya Jawa. Memakai aksara Jawa sebagai rumusan tadi buktinya. Secara sederhana huruf Jawa yang terdiri dari empat baris dengan lima suku kata perbarisnya dipertukarkan tempatnya dengan vokal yang tidak dirubah. Sehingga muncullah sebuah kata baru yang tanpa arti sama sekali jika tidak tahu rumusnya.
Urutan huruf jawa adalah sebagai berikut:
ha na ca ra ka
da ta sa wa la
pa dha ja ya nya
ma ga ba tha nga
Nah, rumus basa walikan adalah dengan menukar suku kata dua baris di bawah atau atasnya. Misalnya ma ditukar dengan da, kemudian ra dengan ya. Sedangkan huruf hidup tetap saja. Sebagai contoh: mari menjadi dayi. Tidak semua enak dibalik, namun jika ada yang tidak pengucapannya maka dicari mudahnya saja.
Sebagai contoh dari dunia kenikmatan badani, ada lodse atau ngombe (minum, maksudnya minum minuman keras). Karena para gali tahun 80′an ini berkantong cekak (terutama yang kroco) maka mereka cukup minum nya ge pi (ka te i/KTI alias anggur ketan ireng). Sesudah minum pastilah dasun atau mabuk. Tak lengkap rasanya tanpa nyonyon atau rokok/merokok (harusnya yonyon tapi di lidah lebih enak mengucapkan nyonyon). Urusan mothik/muthik (dhuwit/uang) masih dalam kondisi moneter saat itu. Jumlah nominalnya juga memprihatinkan untuk ukuran hari ini. Paling banyak adalah dalbethu (mangewu/lima ribu), kemudian bethu (sewu/seribu), dalbagub (mangatus/lima ratus), bagub (satus/seratus), benyek (séket/lima puluh), bengathé (selawe/dua puluh lima) dan daltengo (manggelo/lima rupiah). Ya, semuanya dalam rupiah! Jadi tidak ada nominal yang lebih besar dari itu yang diterjemahkan! Kasihan para gali itu…
Dunia keras kaum gali juga dekat dengan dunia pelacuran. Maka ada istilah-istilah untuk itu seperti: ngodwé (lonthé/pelacur), lesol (ngebong/kuburan cina: tahun 80-an ada kuburan cina daerah Bulaksumur yang dipakai mangkal pelacur-pelacur murahan langganan para gali tersebut), thémon (wedok) atau jéthén (cewek), higin (pitik/ayam: sebutan untuk cewek yang mudah ‘dibawa’). Juga aktivitas seksual: jipan (ciak/bersetubuh), ledub (ngemut/fellatio). Kalau sudah begitu, maka bagian-bagian tubuh juga akan disebut, namun hanya yang berkenaan dengan aktivitas seksual saja, macam: bubu (susu/payudara), tathun (gawuk/vagina), cedsut/ceksut (jembut/rambut kelamin), nyodwong (konthol/penis). Wah sori ya kalau terlalu eksplisit, tapi ini realita.
Lantas istilah dari aktivitas kriminal juga muncul: dangil (maling) yang tentu saja takut pada hongibi (polisi) karena takut kejenjeng (kecekel/tertangkap). Atau bahasa sehari-hari penyebutan kata benda atau kata kerja: hiré (piyé/bagaimana), dab (mas/kak/bang), poya (ora/tidak), poya hoho (ora popo/tidak apa-apa), japé méthé (cahé dhewe/anak sendiri/teman sendiri), jap jingin (cah cilik/anak kecil) untuk menyebut mereka yang masih yunior di dunia gali). Berikutnya ada thol gutha/gutho (wong tuwa/orang tua), sahan (bapak), pisu (ibu), podab (omah/rumah), dayi (mari), sangi (bali/pulang), dagi (mati), degu (metu/keluar), sedbid (bensin), dogos (motor), piyel (ireng/hitam), tené (gedhé/besar), nyawon (kathok/celana), jadheg (cawet/celana dalam), nyogal (kotang/kutang/BH). Juga pegén/pedgén (enték/habis), gunyu (tuku/beli), cingip (njilih/pinjam) ponyep (okeh/banyak), pegun (entuk/mendapat), piba/pibo (isa/iso/bisa), lesgi (ngerti/tahu), pedan (enak), péngén (élék/jelek). Anak sekolah juga ikut-ikutan: songob (bolos).
Mereka juga suka dalad (mangan/makan) belbu (sengsu/tongseng asu/tongseng anjing). Suka juga mabuk pakai dabyut (masrum) yaitu: mushroom omelette (jamur dari kotoran sapi dicampur telor) yang biasanya juga digemari kalangan pelajar, banyak terdapat di Parangtritis. Murah meriah buat fly. Bisa bikin pemakannya ketawa terpingkal-pingkal dan berhalusinasi. Jika mengumpat muncullah kata pabu (asu/anjing), sacilat (bajingan), meba/mebo (ndesa/ndeso/kampungan), dagadu (matamu). Nah yang terakhir ini jadi brand name terkenal produk khas Jogja.
Karena semula hanya dipakai di kalangan terbatas saja, maka tidak semua kata dirubah. Selain itu karena tidak semua kata jika dirubah menjadi mudah atau enak diucapkan. Tidak seperti bahasa slank-nya Malang yang betul-betul membalik kata dengan mengucapkan dari belakang.
Beberapa nama orang juga mempunyai tempat tersendiri pada bahwa walikan ini. Ada Patub (Agus), Satub (Bagus atau ganteng), Methi (Dewi), Gogon (Totok), Peyi (Heri), kalau Peyu? Bisa ditebak? Tidak semua nama bisa dibalik karena kadang jadi sulit atau tidak bisa diucapkan. Seperti Gogor jadi Totoy, kan nggak enak mengucapkannya!
Senin, 05 Januari 2009
Minggu, 04 Januari 2009
KARIMUN JAWA




Sejarah
Kawasan Karimunjawa pada awalnya merupakan kawasan Cagar Alam Laut berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 123/Kpts-II/1986 tanggal 9 April 1986.
Kemudian melalui Surat Menteri Kehutanan No.161/Menhut-II/1988 tanggal 23 Pebruari 1988, kawasan tersebut dinyatakan sebagai taman nasional.
Setelah itu, melalui SK Menteri Kehutanan No.78/ Kpts-II/1999, tanggal 22 Pebruari 1999 ditetapkan sebagai taman nasional dengan nama Taman Nasional Karimunjawa.
Taman Nasional Karimunjawa memiliki luas 111.625 Ha meliputi 22 pulau. Pengelolaan ekosistem kawasan Taman Nasional Karimunjawa diatur berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 6186/Kpts-II/2002.
Pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa yang menyangkut pemantapan kawasan dilaksanakan dengan melakukan penataan batas kawasan konservasi perairan Taman Nasional Karimunjawa pada tahun 2000 oleh panitia tata batas yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati Jepara No. 660.1/60 tahun 2000 tanggal 29 Pebruari 2000.
Berita acara tata batas kawasan pelestarian alam perairan Taman Nasional Karimunjawa sampai dengan tahun 2002 sudah dapat diselesaikan.
Penataan luar batas kawasan perairan dilaksanakan pada tahun 2000 yaitu dengan dipasangnya 2 buah rambu suar masing-masing di Pulau Sintok di sebelah Timur dan Pulau Bengkoang di sebelah Utara kawasan dan 4 titik referensi masing-masing di Tanjung Pudak Pulau Karimunjawa sebelah Selatan, Pulau Bengkoang di sebelah Utara, Pulau Nyamuk dan P. Kembar di sebelah Barat.
Selain itu untuk kawasan darat (hutan dan sebagian Pulau Kemujan, telah dilaksanakan tata batasnya pada tahun 1998 dan telah dikukuhkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 72/Kpts-II/1998.
Kepulauan Karimunjawa terletak pada koordinat 5040?-5057? LS dan 110004?-110040? BT, dan terbagi dalam 3 desa yaitu desa Karimunjawa, Kemujan dan Parang serta tercakup dalam Kecamatan Karimunjawa Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah. Karimunjawa berjarak 45 Mil Laut dari Jepara dan 65 Mil Laut dari Semarang.\
Aksesibilitas
Kepulauan Karimunjawa dapat dijangkau dengan sarana transportasi udara dan laut.
Transportasi udara ditempuh melalui Bandara Ahmad Yani Semarang menuju Bandara Dewadaru di Pulau Kemujan, saat ini penerbangan hanya dilakukan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-Kura Resort) dalam melayani wisatawan sesuai dengan paket wisata yang dijual.
Transportasi laut dapat ditempuh menggunakan kapal KM.Muria yang berlayar 2 kali seminggu dari Pelabuhan Kartini di Jepara. Tarif kapal sebesar Rp 16.500 (ekonomi) dan Rp 26.000 (eksekutif) sekali jalan dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Jadwal pelayaran KM.Muria adalah :
Jepara - Karimunjawa, setiap hari Rabu dan Sabtu
Karimunjawa - Jepara, setiap hari Senin dan Kamis
Selain menggunakan KM.Muria perjalanan dapat dilakukan sewaktu-waktu menggunakan kapal nelayan, namun membutuhkan waktu yang lebih lama dan dengan tarif yang relatif lebih mahal tergantung kesepakatan dengan pemilik kapal.
Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan kepulauan berjumlah 22 pulau yang terletak di Laut Jawa, mempunyai luas 111.625 Ha. Taman Nasional Karimunjawa ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut melalui SK Menhut No.123/Kpts-II/1986 kemudian pada tahun 1999 melalui Keputusan Menhutbun No.78/Kpts-II/1999 Cagar Alam Karimunjawa dan perairan sekitarnya seluas 111.625 Ha diubah menjadi Taman Nasional dengan nama Taman Nasional Karimunjawa. Tahun 2001 sebagian luas kawasan TN Karimunjawa seluas 110.117,30 Ha ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan dengan Keputusan Menhut No.74/Kpts-II/2001.
Permasalahan yang menonjol dalam mengelola kawasan ini adalah perlindungan ekosistem perairan laut. Hal ini disebabkan karena kawasan Karimunjawa adalah salah satu dari tiga pusat perikanan yang diandalkan di Jawa Tengah, dan fakta bahwa sebagian besar pendudukannya yang berjumlah lebih dari 8.800 jiwa adalah nelayan yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya perikanan. Oleh karena itu sumber daya perikanan menjadi andalan dalam pengembangan perekonomian dikawasan ini. Permasalahan timbul disebabkan karena dalam memanfaatankan sumber daya perikanan yang cenderung berlebihan (over fishing) terutama pada jenis ikan pelagis kecil, asaha penangkapan ikan yang merusak ekosistem terumbu karang yaitu denganpenggunaan apotas/sianida maupun jaring yang merusak terumbu karang
Jenis obyek wisata yang dapat dikembangkan adalah obyek wisata pada masing-masing pulau, yaitu wisata pantai/laut dan darat sebagai berikut:
a. Obyek Wisata Pulau Menjangan
b. Trail Wisata Legon Lele
c. Obyek Wisata Kota
d. Obyek Wisata Kemujan
e. Obyek Wisata Tanjung Gelam
f. Obyek Wisata Parang Kumbang
g. Obyek Wisata Kembar
h. Obyek Wisata Katang-Karang Besi
i. Obyek Penelitian Cemara
j. Obyek Perlindungan dan Penelitian Karang Kapal
k. Trail Wisata Makam Sunan Nyamplungan
l. Trail Wisata Bukit Tengkorak/Bukit Maming
m. Trail Wisata Bukit Bendera
n. Trail Wisata Bukit Gajah
Umumnya penduduk Karimunjawa mempunyai lebih dari satu mata pencaharian.
Jenis mata pencaharian penduduk di tiga desa tersebut meliputi : petani, buruh tani, penggalian, buruh industri, pedagang, konstruksi, angkutan, nelayan, PNS/ABRI, pensiunan dan lain-lain (jasa).
Mayoritas penduduk Karimunjawa mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan.
Usaha Perikanan yang diusahakan di Kepulauan Karimunjawa berupa usaha penangkapan tradisional, armada penangkapan sebagian besar sudah menggunakan mesin.
Demografi
Berdasarkan Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2002, kawasan Taman Nasional Karimunjawa dihuni penduduk sebanyak 8.842 jiwa.
Tingkat pendidikan penduduk di desa sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa umumnya cukup rendah, sebagian besar tidak/belum tamat SD dan tamatan SD. Di Kecamatan Karimunjawa terdapat 12 SD, 1 SLTP dan 1 MTs. Untuk meneruskan studi ke tingkatan yang lebih tinggi penduduk Karimunjawa harus pergi keluar pulau.
Tingkat kesehatan di desa sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa umumnya masing rendah. Hal ini terlihat dari jumlah sarana prasarana kesehatan yang minim, hanya 1 puskesmas untuk Kecamatan Karimunjawa. Dokter dan bidan hanya terdapat di Desa Karimunjawa yaitu masing-masing sebanyak 3 orang dan 2 orang.
No Desa/Pulau Luas Daratan (Ha) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk per Ha Pendidikan Agama
SD*) SLTP SLTA PT Islam Kristen
1 KARIMUNJAWA 443,750 4137 0.01 3865 156 92 24 4107 30
2 KEMUJAN 150,150 2689 0.02 2128 115 57 11 2687 11
3 PARANG 890 2007 2.91 1974 25 7 1 2007 0
JUMLAH 894 8,842 7,967 296 156 36 8,801 41
*) Sudah tamat, tidak tamat, dan belum sekolah
info@tn-karimunjawa.net
BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA
Jl. Menteri Supeno I No. 2 Semarang
Telp/Faks.(62-24) 8319709
Langganan:
Postingan (Atom)