Selasa, 03 Februari 2009

standart operational

SOP Kameraman News
ENG ( Electronic News Gathering )

Seluruh rangkaian SOP ini menggunakan Kamera JVC DV 500


Langkah awal yang dilakukan sebelum pengambilan sebuah gambar ialah :

1. Masukkan kaset ke dalam VTR
2. Reset timecode kembali ke OO.OO.OO untuk memudahkan mengetahui total durasi yang digunakan
3. Buat color bar +_ 10 second
Hal ini bertujuan memberi batas pada kaset pertopik agar memudahkan editor mencari gambar dan untuk mengatur gelap terang viewfender (viewfinder hitam putih) antara brightness dan kontras serta mengatur color balance.
4. Pengaturan filter
- FILTER 1 ( 3.2 K ) untuk sumber cahaya kuning / tungsten didalam ruangan
- FILTER 2 ( 5.6 K ) untuk sumber cahaya putih / daylight didalam ruangan
- FILTER 3 ( 5.6 K + ND ) untuk diluar ruangan intensitas sumber cahaya tinggi / terik matahari
* Kesalahan pengaturan filter akan menyebabkan gambar bluish, redish, yellowish / greenish
5. Set Up audio untuk atmosfir dan wawancara
6. Sebelum mengambil gambar lakukan White Balance ( untuk menghasilkan perpaduan warna yang terekam sesuai dengan warna sesungguhnya ). Lakukan white balance dengan menggunakan kertas putih dan letakkan pada lokasi yang terdapat cahaya , arahkan lensa pada bidang putih tersebut kemudian klik tombol white balance hingga viewfinder mengatakan " White Balance OK ". Lakukan kembali white balance pada saat anda berpindah ruangan yang suhu sumber cahayanya berbeda.
Pada beberapa kamera profesional terdapat fungsi Black Balance yang mempunyai fungsi sama namun berbasis pada warna hitam, caranya tutup lensa dengan kap lensa sehingga berwarna gelap lanjutkan dengan menekan tombol Black Balance.
White balance mempunyai sarana penyimpanan warna yaitu A, B dan Preset. Kita bisa menyimpan data warna dengan fungsi ini, contoh saat kita berada diluar ruangan pada siang hari terik lalu kita mengeset white balance kemudian kita bisa simpan di fungsi A. Di waktu yang sama saat kita berpindah masuk kedalam ruangan yang memiliki sumber cahaya kuning kita mengeset kembali white balance dan simpan di fungsi B. Jadi bila kita kembali lagi ke luar ruangan kita tidak perlu lagi mengeset white balance, cukup menggunakan fungsi A kembali dan demikian sebaliknya. Dalam keaadaan terdesak, dimana kita tidak sempat melakukan white balance, kita bisa menggunakan fungsi Preset. Namun fungsi ini membuat komposisi warna tidak begitu bagus dan cenderung pucat.

poin penting

Poin Yang Harus Diperhatikan

Ketika kita akan memulai merekam gambar, yang umum dan selalu menjadi perhatian seorang juru kamera adalah :

a. Komposisi, merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, agar objek menjadi pusat perhatian. Seorang juru kamera harus mempunyai rasa ( sense of art ), kreatifitas, dalam menciptakan sebuah gambar. Dengan komposisi kita juga membangun “ mood “ suatu visual dan keseimbangan objek.

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya :

Sepertiga bagian ( rule of thirds ), pada aturan umum komposisi sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagian tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek ditengah – tengah bidang ( Death Center )

Salah satu unsur yang digunakan untuk membangun sebuah komposisi visual adalah sudut pengambilan gambar ( angle of view ) dan juga ditentukan oleh tujuan pengambilan gambar. Jika kita ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk merekam gambar dari beberapa sudt pandang. Mulailah dari yang standar ( sejajar dengan objek ) sudut dari atas, bawah samping kanan atau kiri, bahkan sudut yang paling ekstrim.

Komposisi background atau foreground adalah benda – benda yang berada di belakangnya atau didepan objek inti dari suatu obyek visual. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan focus perhatian mata kepada objek intinya.

Bagi juru kamera news / dokumenter dia harus menentukan shot – shotnya sendiri. Karena juru kamera yang menentukan posisi kamera, maka dia jugalah yang menentukan sudut pengambilan gambar ( angle ) yang terbaik. Apabila membuat news feature atau film documenter tanpa persiapan, tanggung jawab seorang juru kamera akan lebih besar dalam memilah – milah peristiwa yang dihadapinya ke dalam shot demi shot dan memutuskan type dari shot dan angle yang dibutuhkan.

b. Iris / aperture, pengaturan dalam menggunakan iris / diafragma sangat perlu diperhatikan, agar mendapatkan cahaya yang terbaik seperti yang kita inginkan.

c. Filter, ada 4 pilihan filteryang umum terdapat pada kamera ENG. Antara lain :

3200 K, digunakan untuk in door yang memiliki sumber cahaya kuning ( tungsten )

5600 K + ¼ ND ( neutral density ), digunakan untuk out door yang mempunyai sumber cahaya terik ( top light )

5600 K, digunakan untuk out door dan indoor dengan sumber cahaya putih atau cahaya kebiruan ( day light )

5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali, seperti di pantai dengan matahari terik.

d. Pencahayaan ( lighting ), proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera. Dalam pencahayaan, diafragma dan shutter speed sangat penting untuk diperhatikan. Menentukan kombinasi yang tepat antara diafragma dan shutter speed, akan mendapatkan hasil gambar dengan pencahayaan yang terbaik.

e. Tripod, tinggi kamera sama pentingnya dengan jarak kamera dan sudut pandang dari subjek. Juru kamera film cerita sangat hati – hati terhadap tinggi lensa, menata kaki kamera ( tripod ) dalam hubungan dengan materi subjek. Sementara juru kamera non cerita, news dan documenter, hanya menata tripod sekedar agar ia enak memandang dari alat pengintip kamera ( finder ). Mereka sama sekali tidak perduli pada tuntutan khusus dari subjek.

f. Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi gayangan, terbalik dan nyata. Ada beberapa jenis lensa yang umum digunakan, antara lain :

Lensa Normal, berukuran focus sepanjang 50 mm atau 55 mm. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia.

Lensa Lebar ( wide lens ), biasanya mempunyai lebar focus 16 - 24 mm. Lensa ini biasa digunakan untuk mengambil gambar pemandangan , atau ruangan yang sempit.

Lensa Tele adalah lensa yang mempunyai focal length ( jarak antara objek dengan lensa ) panjang. Lensa ini digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini berukuran 85 mm, 135 mm, dan 200 mm.

g. Shutter / speed, dalam penggunaanya juga sangat bergantung dengan berapa ukuran iris / diafragma yang kita gunakan. Shutter speed adalah semacam tirai yang bergerak naik turun didalam lensa. Untuk mendapatkan berapa lama cahaya yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam emulsi film ( jangka waktu transmisi sinar ) kita menggunakan shutter speed yang memiliki satuan angka mulai dari B 1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Bila juru kamera menggunakan shutter speed tinggi maka gambar yang terekam akan terlihat jelas / terang, jika kita menggunakan shutter speed rendah, maka gambar yang terekam akan terlihat blur.

kamera

Tentang Kamera

Kamera terdiri dari 2 jenis :

1. Kamera Docking ( Studio ) yang terdiri dari 3 bagian utama :
1. Lensa Kamera (bagian depan)
2. Kamera Head (bagian tengah)
3. VCR (bagian belakang)
2. Kamera Camcorder yang terdiri dari 2 bagian utama :
1. Lensa
2. Camera Head dan VCR ( Video Cassette Recorder ) yang menjadi satu

Lensa tersusun atas 3 bagian utama

1. Ring focus, berkaitan dengan daerah ketajaman dan kedalaman gambar (depth of field)

2. Zoom, berkaitan dengan jarak antara subjek dan lensa (focal length)

3. Iris / aperture, biasa disebut juga dengan diafragma. Diafragma adalah lubang lensa kamera, tempat cahaya masuk. Diafragma artinya bukaan lensa, ukuran diafragma dimulai dengan (bukaan besar) 2.8 – 4 – 5.6 – 8 – 11 dan 22 (bukaan kecil)

Fasilitas lain yang terdapat pada kamera ENG, antara lain :

Extender adalah fasilitas yang ada pada lensa yang berfungsi mendekatkan antara objek sebanyak 2x lipat pada posisi extender in. Namun hal ini tentunya diikuti dengan pengurangan iris / diafragma sebanyak 11/2 stop.

Gain, fasilitas ini menguntungkan bagi juru kamera ENG, karena dalam kondisi kurang cahaya, kita dapat menaikkan gain, yang berarti kita menambah intensitas cahaya 1.5 stop. Ukuran dari gain itu sendiri antara 0 db – 9 db dan 12/18 db. Bila tidak perlu sekali, sebaiknya jangan memaksakan menggunakan gain yang terlalu tinggi, karena akan menghasilkan gambar coral atau bintik – bintik.

Zebra adalah indicator pada kamera yang menandakan bahwa benda atau objek yang terlihat di kamera mempunyai intensitas cahaya tinggi, yang berarti kita harus mengurangi iris / diafragma

skenario

Tips on Writing a Screenplay

Tips pembuatan skenario ini lebih diarahkan jika anda menggunakan struktur penceritaan Hollywood Klasik:

1. Perhatikan ketika anda mengembangkan karakter yang anda buat. Lebih baik jangan membuat karakter yang ideal karena alasan sederhana: tidak realis. Setiap orang pasti tidak sempurna, termasuk dewa-dewa Yunani dan raja-raja dari negara kaya raya. Mereka bisa ditentukan memiliki kecenderungan mengambil keputusan yang buruk, atau kelemahan lainnya seperti makanan, wanita,
ketamakan, dan kebodohan.

2. Utamakan mengarahkan cerita kepada kepentingan dan urusan yang berhubungan dengan kebanyakan orang yang akan menyaksikan film anda. Ini bisa diartikan dengan membuat plot-plot dengan isu keluarga, cinta, kehidupan dan kematian.

3. Ketika anda membuat skenario, sebaiknya anda membuat 30 halaman untuk babak 1 dan 3 (opening dan ending), dan 60 halaman untuk babak 2 (development). Tentu saja tips ini berlaku jika anda menggunakan struktur tiga babak a la Hollywood.

4. Seimbangkan penulisan skenario anda antara dosis penceritaan
secara visual dan secara verbal.

5. Jaga agar dialog tetap berada didalam sifat dan keperluan karakter. Tidak ada yang suka karakter utama yang terlalu bertele-tele.

6. Jika ingin menulis skenario suspense, pastikan teknik penulisan anda kuat dan padat (baik visual maupun verbal).

7. Happy ending biasanya mendapat respon yang lebih baik dari penonton daripada ending lain.

8. Ketika membuat skenario, usahakan jangan melebihi 120 halaman. Kebanyakan produser senang dengan skenario 100 halaman.